Sabtu, 18 Maret 2017

Model Arsitektur Pohon (Massart, Scarrone dan Attim)

Tugas MK Arsitektur Pohon 2017
Dosen : Atus Syahbuddin, S.Hut., M.Agro.,Ph.D
Model Massart
Gambar model massart
Arsitektur pohon model massart dibentuk oleh sebuah batang monopodial dan orthotropic dengan prtumbuhan ritmik dan secara berurutan menghasilkan percabangan bertingkat secara terratur yang berasal dari pertumbuhan meristem batang. Cabang-cabang lateral yang bersifat plagiotropik dan seringmenampakkan bentuk simetris. Perbuangaan akan muncul dari cabang lateral tersebut dan dari batang utama (caulifory). Nama model ini diberikan oleh Jean Masart yang telah mendeskripiksikan arsitekturnya pada specimen Virola surinamensis di Botaniocal Garden, Rio de Janerio (Halle et al.1978). Contoh dari model massart yaitu randu (Ceiba petandra). Pohon randu memiliki batang yang besar dan kuat, jenis akarnya serabut namun dapat mencengkeram tanah dengan kuat selain itu bentuk tajuknya lebar dan memiliki banyak ranting.

Model Scarrone

Gambar model scarrone
Model arsitektur pohon scarrone dibedakan dengan model arsitektur yang lain dikarenakan memiliki ciri khusus yaitu berupa meristem terminal yang tumbuh ortotropik secara ritmik, batang monopodial, pertumbuhan batang yang tidak terbatas (unlimited) pembentukan cabang tidak simpodial yang merupakan dampak dari letak bunga yang terminalis (Wiyono,2009). Beberapa jenis pohon yang termasuk ke dalam model ini diantaranya mangga (Magifera indica), pandan (Pandanus pulcher), jambu mete (Anacardium occidentale), kedondong (Spondias pinnata), johar (Cassia siamea), langar (Peltophorum pterocarpum), waru (Hibiscus tiliaceus), pongang (Schefflera sp), huru lunglum (Litsea noronhae), rasamala (Altingia excelsa) dan masih banyak lagi.
Manfaat lain dengan model Scarrone yang dimiliki oleh Jambu mete yaitu tajuknya yang rapat dan lebar mampu berperan sebagai penahan angin, penaung, pengisi lahan yang kosong serta pohon ini juga memiliki buah yang dapat dimanfaatkan.

Model Attim
Gambar model attim
Bentuk model attim mirip dengan model rauh, tetapi perbadaan keduanya terletak pada cabang-cabang yang tumbuh terus-menerus dan batang pokoknya mempunyai pertumbuhan yang terus-menerus juga. Model ini jarang dijumpai, karena pertumbuhannya kontinyu dan intoleran terhadap lingkungan. Ini berkebalikan dengan model pohon yang memiliki pertumbuhan ritmik lebih toleran terhadap lingkungan. Sebagian besar model attim direpresentasikan oleh tumbuhan mangrove seperti bakau (Rhizophora spp.). Contoh lainnya yaitu ampupu (Eucalyptus globulus), cemara (Casuarina equisetifolia), manggis-mangggisan (Garcinia gnetoides), dan bogem/pidada (Sonneratia caseolaris).

Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung
            Percabangan pohon yang bervariasi dengan karakter yang unik juga dapat dimanfaatkan sebagai focal point di dalam tapak dan dapat menunjang karakter lanskap tertentu. Selain bentuk tajuk dan percabangan, keindahan suatu pohon juga dibentuk oleh daun, bunga dan buah. Ukuran, warna, dan bentuk daun menentukan fungsi suatu pohon di dalam lanskap, di samping itu juga mempengaruhi kehadiran burung ke pohon tersebut (MacKinnon, 2010). Penggunaan pohon bagi burung juga sangat beragam, sebagai sarang, shelter (tempat istirahat), tempat mencari pakan atau berburu, tempat berkembang biak, tempat bermain dan mengasuh anak (Welty, 1982).
Burung memanfaatkan bagian pohon yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sehingga tipe pohon yang digunakan berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup burung di dalamnya. Dari ketiga model arsitektur pohon di atas memiliki kesamaan yaitu batangnya monopodial. Untuk model scarrone dan massart batang pokok pertumbuhannya berirama (rithmic) sedangkan model attim batang pokok pertumbuhannya terus-menerus (continuous). Tipe bunga model attim dan model massart adalah lateral sedangkan tipe bunga model scarrone adalah terminal. Ketiga model ini banyak digunakan oleh burung untuk melakukan aktivitas baik bertengger, mencari makan, bermain maupun bersarang karena tipe batangnya yang mimiliki banyak cabang sehingga membuat burung yang datang menjadi nyaman untuk berada di pohon tersebut.


Daftar Pustaka
Azis, C., M, Budiarti, T, dan Syartinilia. 2016. Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor. E-Jurnal Arsitektur Lansekap. Vol. 2, No. 1.
Halle, F., R.A.A. Oldeman., and P.B. Tomlinson.1978. Tropical Trees and Forests : An Architectural Analysis. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg : New York.
Mac Kinnon J, Philips K, Balen V. 2010. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Bogor (ID): Burung Indonesia
Welty JC. 1982. The Life of Bird. Philadelphia (US): Saunders College Publishing
Wiyono. 2009. Arsitektur Pohon. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.