Tugas MK Arsitektur Pohon 2017
Dosen : Atus Syahbuddin, S.Hut., M.Agro.,Ph.D
Dosen : Atus Syahbuddin, S.Hut., M.Agro.,Ph.D
Arsitektur
pohon model massart dibentuk oleh
sebuah batang monopodial dan orthotropic dengan prtumbuhan ritmik dan secara
berurutan menghasilkan percabangan bertingkat secara terratur yang berasal dari
pertumbuhan meristem batang. Cabang-cabang lateral yang bersifat plagiotropik
dan seringmenampakkan bentuk simetris. Perbuangaan akan muncul dari cabang
lateral tersebut dan dari batang utama (caulifory).
Nama model ini diberikan oleh Jean Masart yang telah mendeskripiksikan
arsitekturnya pada specimen Virola
surinamensis di Botaniocal Garden, Rio de Janerio (Halle et al.1978). Contoh dari model massart
yaitu randu (Ceiba petandra). Pohon
randu memiliki batang yang besar dan kuat, jenis akarnya serabut namun dapat
mencengkeram tanah dengan kuat selain itu bentuk tajuknya lebar dan memiliki
banyak ranting.
Model
arsitektur pohon scarrone dibedakan
dengan model arsitektur yang lain dikarenakan memiliki ciri khusus yaitu berupa
meristem terminal yang tumbuh ortotropik secara ritmik, batang monopodial,
pertumbuhan batang yang tidak terbatas (unlimited)
pembentukan cabang tidak simpodial yang merupakan dampak dari letak bunga yang
terminalis (Wiyono,2009). Beberapa jenis pohon yang termasuk ke dalam model ini
diantaranya mangga (Magifera indica), pandan (Pandanus pulcher), jambu mete (Anacardium
occidentale), kedondong (Spondias pinnata), johar (Cassia siamea), langar (Peltophorum pterocarpum), waru (Hibiscus tiliaceus), pongang (Schefflera sp), huru lunglum (Litsea noronhae), rasamala (Altingia excelsa) dan masih banyak lagi.
Manfaat
lain dengan model Scarrone yang dimiliki oleh Jambu mete yaitu tajuknya yang
rapat dan lebar mampu berperan sebagai penahan angin, penaung, pengisi lahan
yang kosong serta pohon ini juga memiliki buah yang dapat dimanfaatkan.
Bentuk model attim mirip dengan model rauh,
tetapi perbadaan keduanya terletak pada cabang-cabang yang tumbuh terus-menerus
dan batang pokoknya mempunyai pertumbuhan yang terus-menerus juga. Model ini
jarang dijumpai, karena pertumbuhannya kontinyu dan intoleran terhadap
lingkungan. Ini berkebalikan dengan model pohon yang memiliki pertumbuhan
ritmik lebih toleran terhadap lingkungan. Sebagian besar model attim direpresentasikan oleh tumbuhan
mangrove seperti bakau (Rhizophora spp.). Contoh lainnya yaitu ampupu
(Eucalyptus globulus), cemara (Casuarina equisetifolia), manggis-mangggisan
(Garcinia gnetoides), dan bogem/pidada (Sonneratia
caseolaris).
Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung
Percabangan
pohon yang bervariasi dengan karakter yang unik juga dapat dimanfaatkan sebagai
focal point di dalam tapak dan dapat menunjang karakter lanskap tertentu. Selain
bentuk tajuk dan percabangan, keindahan suatu pohon juga dibentuk oleh daun,
bunga dan buah. Ukuran, warna, dan bentuk daun menentukan fungsi suatu pohon di
dalam lanskap, di samping itu juga mempengaruhi kehadiran burung ke pohon
tersebut (MacKinnon, 2010). Penggunaan pohon bagi burung juga sangat beragam,
sebagai sarang, shelter (tempat istirahat), tempat mencari pakan atau berburu,
tempat berkembang biak, tempat bermain dan mengasuh anak (Welty, 1982).
Burung memanfaatkan bagian pohon
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sehingga tipe pohon yang digunakan
berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup burung di dalamnya. Dari ketiga
model arsitektur pohon di atas memiliki kesamaan yaitu batangnya monopodial.
Untuk model scarrone dan massart batang pokok pertumbuhannya
berirama (rithmic) sedangkan model attim batang pokok pertumbuhannya terus-menerus
(continuous). Tipe bunga model attim
dan model massart adalah lateral
sedangkan tipe bunga model scarrone
adalah terminal. Ketiga model ini banyak digunakan oleh burung untuk melakukan
aktivitas baik bertengger, mencari makan, bermain maupun bersarang karena tipe
batangnya yang mimiliki banyak cabang sehingga membuat burung yang datang
menjadi nyaman untuk berada di pohon tersebut.
Daftar Pustaka
Azis,
C., M, Budiarti, T, dan Syartinilia. 2016. Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan
Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor. E-Jurnal
Arsitektur Lansekap. Vol. 2, No. 1.
Halle, F., R.A.A. Oldeman., and P.B. Tomlinson.1978. Tropical Trees and Forests : An Architectural
Analysis. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg : New York.
Mac Kinnon
J, Philips K, Balen V. 2010. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Bogor (ID): Burung Indonesia
Welty
JC. 1982. The Life of Bird. Philadelphia (US): Saunders College Publishing
Wiyono. 2009. Arsitektur Pohon. Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
888sport Casino Review 2021 - Dr.MD
BalasHapus888Sport has made history as one 영주 출장안마 of the 광주 출장안마 leading online gaming providers, 포천 출장마사지 having successfully entered the 남원 출장안마 US market and 군산 출장마사지 established a reputation as one of